Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Impian jadi nyata. Keberkahan yang penuh suka cita bagi sesama


Impian jadi nyata. Keberkahan yang penuh suka cita bagi sesama - Bermimpi itu gratis. Tidak ada seorang pun yang melarang kita untuk bermimpi setinggi-tinginya dalam kebaikan. Asalkan ada niat yang sungguh-sungguh pasti  mimpi tersebut akan menemukan takdirnya sendiri nanti. Kemungkinanya ada dua mimpi bisa terkabul ataukah tidak. Kalau tidak jangan dijadikan kekecewaan yang berlarut. Kalau terkabul berarti rezeki dari Allah SWT yang patut untuk disyukuri

Bukan tanpa alasan, bagi seorang muslim yang bisa menapakkan kaki secara langsung di kota Makkah, Arab saudi pasti akan merasa senang sekali. Baik itu untuk menunaikan Ibadah Haji maupun Umrah. Seperti kita tahu, Ibadah haji menjadi rukun islam yang ke lima setelah membaca syahadat, menunaikan shalat, berpuasa di bulan Ramdhan, dan membayar zakat fitrah. Ibadah haji di Makkah hukumnya sunnah yakni tidak wajib dilaksanakan. Tetapai kalau dilaksanakan akan mendapatkan pahala.

Keistimewaan Tanah Suci

Makkah al-Mukarramah akan selalu menjadi tambatan hati umat Islam. Di sanalah terletak kiblat, yakni Ka’bah. Di manapun kaum Muslimin berada, ke arah sanalah wajah mereka menghadap ketika shalat lima waktu. Sementara itu, Madinah al-Munawwarah pun menjadi gravitasi yang menarik hati orang-orang beriman. Sejarah mencatat, inilah kota Nabi Muhammad SAW. Belasan tahun Rasulullah SAW memimpin umat dan menyebarkan syiar Islam di sana. Bisa menginjakkan kaki di dua lokasi tersebut menjadi sebuah impian mayoritas muslim diseluruh dunia. Di tempat tersebut ada dua aktivitas ibadah yang mulia yaitu umrah dan haji. 

Beragam cara dilakukan untuk memenuhi syarat mampu, baik fisik dan materi untuk beribadah haji dan umrah. Untuk ibadah umrah, bahkan tak sedikit yang tertipu travel umrah yang menawarkan harga murah. Sampai akhirnya Kementerian Agama turun tangan menetapkan harga umrah terendah yaitu Rp 20 juta. Tentu saja, hal ini dilaksanakan agar tidak ada lagi kasus-kasus serupa yang dikarenakan tergiur oleh penawaran harga murah yang tidak masuk akal.


'Undangan' langsung oleh Allah SWT

Saat seorang muslim menunaikan ibadah umrah berarti dia menjadi seseorang yang istimewa karena menjadi tamu Allah SWT. Semua orang boleh bermimpi untuk bisa umroh. Tak terkecuali bagi orang yang menurut pandangan kita adalah kurang mampu dalam segi ekonomi. Orang yang bergelimang harta tak menjamin diundang oleh-Nya. Sebaliknya, mereka yang terlihat sangat sederhana ternyata mendapat kesempatan lebih dulu menuntaskan rukun kelima. Ini namanya panggilan, bukan semata-mata soal uang. 

Ya, sinetron 'Tukang Bubur Naik Haji' bukan sembarang cerita fiksi. Sejatinya di tengah kemajemukan masyarakat Indonesia, kisah soal 'Haji Sulam'--karakter di film 'Tukang Bubur Naik Haji'--memang benar adanya. Bahkan, sudah di luar batas nalar hitung-hitungan kalkulator manusia. "Kok bisa ya tukang bubur naik haji? Dia cuma tukang cuci tetapi lebih dulu dipanggil ke Tanah Suci," tanya sebagian orang. Sebaliknya, mereka yang berduit dengan 'tabungan tanpa nomor seri' tak serta merta bisa otomatis naik haji. Okelah, di atas kertas ia bisa dengan mudah membeli paket terbaik nan termahal di biro perjalanan bonafid agar bisa disertakan dalam rombongan haji khusus.

Namun demikian, hidup tidak ada yang tahu. Jalan mana yang nantinya menjadi rezeki, tipu muslihat mana yang nantinya akan menjerumuskan kita. Termasuk dalam hal ibdah umrah ini, tiada angin tiada hujan, jika memang sudah 'diundang' secara khusus oleh-Nya, pasti akan terlaksana walaupun tidak masuk logika pemikiran manusia dalam proses keberangkatannya.


Kebahagiaan Ksatria &Srikandi

Hal itulah yang dialami oleh 140 Ksatria dan Srikandi JNE, sebutan bagi karyawan JNE yang menjadi jamaah umrah kloter pertama yang mulai berada di sana pada 16 – 24 Mei 2022 yang lalu. Mereka mengaku terharu dan bangga hingga meneteskan air mata saat pertama kali berada di Masjidil Haram di depan Ka’bah yang menjadi kiblat sewaktu shalat sehari-hari.   

M. Feriadi Soeprapto, Presiden Direktur JNE ikut merasakan kebahagiaan yang dialami Ksatria dan Srikandi JNE.  “Setelah dua tahun sempat tertunda akhirnya para karyawan ini dapat diberangkatkan kembali ke tanah suci. “Kegiatan ini kami jalankan sesuai dengan amanah Ayah kami sekaligus founder JNE (Alm) H. Soeprapto Soeparno yang menggagas umrah gratis bagi para karyawan JNE yang sudah mengabdi kepada perusahaan selama lebih dari 12 tahun” ungkap Feri.   

Dari berbagai kantor cabang JNE, seperti dari Jakarta, Tangerang, Cilegon, Bandung, Cirebon, Purwakarta, Yogyakarta, Semarang, Surabaya, Medan, Pontianak, Sidoarjo dan juga cabang utama yang lainnya, tampak serius dan antusias mengikuti seluruh rangkaian ibadah umrah yang dipandu oleh Ustadz Akhyar Mahpudin.

Ucapan penuh rasa syukur senantiasa tak luput dalam setiap doa. Impian yang sudah didamba-dambakan sedari lama, tanpa terduga terlaksana seketika. Keberkahan  yang penuh suka cita turut membekas di ingatan setiap Ksatria dan Srikandi yang diberangkatkan ke tanah suci. Semoga semua menjadi awal keberkahan bagi semua pihak yang terlibat dalam keseluruhan prosesnya. 

Post a Comment for " Impian jadi nyata. Keberkahan yang penuh suka cita bagi sesama"