Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Penting! partisipasi pemilih pemula, perempuan, dan disabilitas, untuk sukses pemilu 2019

Seminar pendidikan pemilih dengan Tema "pentingnya partisipasi pemilih pemula, perempuan, dan disabilitas, untuk pemilu 2019 - Menyongsong kegiatan Pemilu Tahun 2019 yang sudah didepan mata, KPU Kota Semarang menyelenggarakan acara yang bertajuk Seminar Pendidikan Pemilih. Acara seminar kali ini terkhusus ditujukan pada kalangan pemilih pemula, perempuan, dan difabel. Acara dibuka dengan Sambutan perwakilan KPU kota semarang.
Sumber: tugasiana.web.id

Sesi Pembukaan

"Seminar ini merupakan salah satu program KPU, selain itu sudah banyak kegiata kegiatan sosialisasi meliputi go to school, foto campus, KPU run, konser musik, yang semua bertujuan menyasar ke semua elemen masyarakat" Beber Novi, Ketua Divisi Sosialisasi KPU Kota Semarang.
Sumber: tugasiana.web.id

Seminar ini dihadiri oleh para tamu undangan dari berbagai kalangan yang merespresentasikan sasaran dari kegiatan seminar ini. Undangan tersebut diantaranya Himpunan masyarakat inklusif kota Semarang, blogger, Aisyah kota Semarang, Fatayat Kota Semarang dan juga Forum wartawan kota Semarang.

Heri Aprianto selaku Moderator, dilengkapi dengan hadirnya Sutanto saputro sebagai juru bahasa isyarat, menjadikan acara seminar kali ini menjadi sangat kondusif.
Sumber: tugasiana.web.id

Sesi Narasumber

1. Dr. Dea Ari Pradanawati, M.S. (Dosen Universitas Diponegoro)
Tahun ini dialokasikan kuota sebanyak 30% perempuan dalam parlemen dan pemerintahan. Perlunya keterwakilan perempuan, karena penduduk Indonesia mencapai lebih dari 50%. 

"Stereotip Jawa "konco wingking", mungkin risih dalam  kehidupan berkeluarga, akan tetapi boleh diterapkan dalam kancah dunia perpolitikan." Jelas Ari Pradanawati.

Perjuangan politik perempuan harus di mulai dari grassroot(akar-akarnya). Bukan pemaksaan, tapi merupakan kehendak dari setiap perempuan. Oleh sebab itu kaum perempuan harus mulai berkembang dan bisa menjadi hebat dalam kancak perpolitikan nasional.

2. Indah Susilowati SE (ketua himiks) Himpunan Masyarakat Inklusi Kota Semarang.
Himpunan yang dibentuk oleh dinas sosial kota Semarang ini bertujuan sebagai upaya pemenuhan hak difabel kota Semarang. 

"Disabilitas beda dengan cacat. Disabilitas itu memberi kesan advokasi. Sementara cacat itu mengacu pada kerusakan tubuh seseorang.", Seru Indah.

Contoh Perbedaan :
Cacat : Tuli tidak bisa mengetahui penyiar tv karena fungsi pendengaran rusak
Disabilitas : Disabilitas Tuli memang tidak bisa mengetahui penyiar kalo gada petugas isyarat, teks berjalan dll

Hak disabilitas dalam pemilu 2019? Karena disabilitas merupakan keberagaman keunikan manusia, yg memiliki HAM dan juga sana dengan mereka yg non disabilitas. Dan juga hak dalam pemilu. Cara mudah disabilitas sukseskan pemilu 2019? Harus jadi pemilih yang cerdas, dengan keberagaman masing-masing.

3. Hendri Wahyono, S.Pd (praktisi pemilu)
"Memilih merupakan hak wajib dan sederhana sebagai seorang warga negara." Ujar Hendri.
Berikut merupakan data partisipasi pemilu Indonesia:
Pemilihan Presiden tahun 2004 adalah 70%
Pemilihan Legislatif tahun 2004 adalah 75,11%
Pemilihan Presiden tahun 2009 adalah 72%

Di tahun 2019 ini, tantangan nya adalah kemajuan teknologinya, terutama penggunaan medsos yang sangat masif di kalangan masyarakat Indonesia sekarang ini.

Sumber: tugasiana.web.id
Menjadi salah satu kewajiban bagi setiap warga negara yang memenuhi syarat untuk memilih. Maka dari itum jadilah pemilih yang cerdas, bijak, dan bersahaja. Bersama lawan oknum yang mencoba memecah belah. Kita bangsa yang hebat, dengan keanekaragaman yang memikat, dan persaudaraan yang erat.

Buktikan sekarang! mulailah dari diri sendiri.
Selamat berdemokrasi di Pemilu 2019

Post a Comment for "Penting! partisipasi pemilih pemula, perempuan, dan disabilitas, untuk sukses pemilu 2019"